Minggu, 01 Juni 2014

Mbahku dalam Kenangan


Mbah Hj. Muriah namanya, beliau dipanggill Allah dalam umur kisaran 90-an tahun, sebuah umur yang cukup panjang. Beliau wafat jumat, 28 Desember 2012 yang lalu. Pas dapat kabar wafat, saya sedang ada acara di JW Marriott Surabaya, dan malam itu pula saya langsung cabut ke Blitar tanpa menyelesaikan acara lanjutan.
Banyak kebaikan yang saya peroleh dari nenek saya ini, dan juga banyak jasanya kepada saya pribadi, setidaknya sampai kini dikaruniai 4 orang anak yang cakep dan cantik. Saat saya turunkan tulisan ini, saya sambil memutar balik kaset usang saya untuk mengenang kembali kebaikan-kebaikan beliau kepada saya dan keluarga lainnya.
Nenek saya ini, sangat memuliakan tamu, setiap tamu yang datang, pasti dicari-carikan minum dan makanan, walau perut sudah kenyang. Rasanya, hampir setiap tamu yang datang disuruhnya makan tanpa peduli sudah makan atau belum. Subhanallah, sebuah amalan memuliakan tamu yang luar biasa.
Berikutnya, gemar memberikan dukungan anak dan cucunya belajar. Uang berapapun yang diperoleh dari panen padi dan kebun akan dia habiskan agar anaknya mau mondok dan sekolah. Saya termasuk cucu yang sering dikasih uang sekolah sampai saya kuliah sekalipun. Setidaknya, sampai saya bisa sekolah ini salahsatunya adala saham beliau.
Selanjutnya, sering sedekah, nenek saya ini sering berbagi makanan kepada siapapun. Saya sendiri mengalami, apapun hasil bumi yang dihasilkan saya suruh bawa, mau beras, kelapa, kacang panjang atau sayur mayur. Bahkan saat saya di Bandung beberapa bulan yang lalu, ayah dan ibu saya dititipin beras dari nenek saya ini. Beras ini untuk Amir. Subhanallah
Rajin ibadah, dulu saat saya masih SMA di Blitar, kalau nenek saya ini menginap di rumah, sering bangun malam untuk sholat. Suatu saat saya dikejutkan dengan suara orang terjatuh di malam buta, saya kira maling, saya melompat dan membuka pintu belakang, ternyata nenek saya terjatuh mau ambil air wudhu.
Rajin berzikir, dimasa tuanya beliau harus duduk bersabar dikursi roda karena mengalami strok. Apa yang dilakukannya, berzikir. Banyak untaian tasbih tergantung di kursi rodanya. Zikir sampai saya lihat terkantuk-kantuk diusia senjanya.
Jangan lupakan sholat dan ngaji, begitu pesan kepada anak dan cucunya. Saya ingat betul pesan itu sampai sekarang...
Diakhir hayatnya,
Beliau wafat dalam keadaan tertidur. Tidak ada yang tahu. Saat menjelang maghrib dibangunkan salah satu anaknya, ternyata beliau sudah dipanggil Allah, saat di cek adik saya yang jadi dokter, diperkirakan telah wafat sekitar 15 menit sebelumnya.
Ya Allah, lapangkanlah kuburnya, ampunillah dosanya dan tempatkan dalam jannahmu.
in memoriam
Hj, Muriah.
Wafat :
28 Desember 2012
Jati Tengah, Selopuro, Wlingi, Blitar
Amir Fauzi
Semoga kami bisa meneladanimu
www.pikapiki.com
Kawan Baby Anda


Like the Post? Do share with your Friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IconIconIconFollow Me on Pinterest